Para pembaca Yth..............

Tulisan dibawah ini hanyalah kesimpulan saya dari hasil analisa yang masih dangkal mengenai sejarah MinangKabau. But I can assure you, there is no any sentence (s) in this work has quoted from the WebSite

Sunday, April 18, 2010

Mengenai keturunan keluarga kerajaan PAGARRUYUNG

RANGKIANG for storaging rice - A replica at ISTANO BASA Palace, Pagaruyung, Tanah Datar district


Interior old RUMAH GADANG, Koto Piliang style - Tilatang village - Built 1905 - By Dja'a Dt Batuah, former DEMANG AMPEK ANGKEK district

Jika saat ini ada sementara orang atau keluarga yang berasal dari MinangKabau menyatakan dirinya masih keturunan keluarga kerajaan Pagarruyung, berdasarkan uraian sebelumnya, maka paling tidak ada dua kemungkinan silsilah bagi orang atau keluarga tersebut yang dapat dirunut, yaitu berasal dari garis keturunan Raja NUR ALAM di DUSUN TUO yang memindahkan kerajaannya kedaerah BUKIT BATU PATAH dan terakhir dipindahkan kewilayah Pagarruyung di BATUSANGKAR, atau sebagai keturunan dari dynasti Adityawarman yang sejak tahun 1347 (kata DepDikNas) menguasai Pagarruyung, tetapi untuk kemungkinan ini disangsikan keturunannya, karena dynasti ini telah dianggap PUNAH, serta hubungannya dengan Raja NUR ALAM juga masih belum dapat terungkap, paling tidak oleh saya sendiri (hehehehe). Kemungkinan lain lagi, kalau masih meyakini diri merupakan keturunan dari kerajaan pertama yang ada di MinangKabau, berarti sebagai penganut Matrilinear, silsilah yang dapat dirunut bisa berasal dari keturunan salah satu dari ketiga istri Raja SULTAN SHRI MAHARAJ DIRAJ dari kerajaan KOTO BATU, yaitu CINTO DUNIA, PUTI SEDAYU atau INDO JELITA. serta bisa juga keturunan dari kedua putri pasangan INDO JELITA dengan CETI BILANG PANDAI, yaitu PUTI JAMILAN & PUTI RENO SUTA (????!!!!)

Jadi, saya penulis, mungkin saaaaja masih keturunan dari keluarga kerajaan yang pernah ada di MinangKabau, andapun para pembaca, mungkin juuuuuga....???? tapi harus asli keturunan Matrilinear dari etnik Minang, gethoo lhoooo !!!!


PERTANYAAN SAYA
Bagaimana dapat diyakini, andaikata jika memang benar masih ada keturunan dari keluarga kerajaan Pagarruyung dari silsilah ADITYAWARMAN, dijamin keaslian darah MinangKabau nya?
Karena apabila data yang saya dapatkan benar, bahwa ADITYAWARMAN (asal dari tanah JAWA) menikah dengan putri dari KEDIRI bernama BRAHMANIGEREGES dengan gelar Tuan GADIH Puti JAMILAN, circa 1347 masehi.
Mossok keturunan Raja MinangKabau gak ada darah MinangKabau sedikit juuga? jangan getho dhuonk !

Bagaimana dengan keturunan dari Dt Perpatih & Dt Ketumenggungan (anak Indo Jelita & Ceti Bilang Pandai dari kerajaan DUSUN TUO jauh sebelum Mr. ADITYAWARMAN datang ke Tanah Datar? - tulisan diatas) padahal kedua Datu tersebut yang membentuk system Bodi Chaniago & Koto Piliang? Menurut saya harus dicari keturunan kedua Datuk tersebut, karena mereka yang lebih berhak diberikan posisi dan julukan "Keturunan keluarga kerajaan Pagarruyung, MinangKabau".

13 comments:

  1. saya setuju dengan pendapat Anda.

    Menurut informasi di dunia maya Melayu online, ditemukan tambo kerajaan Pagaruyuang dengan raja Pagaruyuang yang bernama adityawarman.

    Sebagai orang awam, saya menemukan mata rantai yang putus, karena Adityawarman ini memindahkan pusat kekuasaannya ke Luhak Tanah Datar, karena menghindari serangan majapahit dengan ekspedidi Pamalayunya.
    bagi saya memang membingungkan bagaimana mungkin adiytawarma yang keturunan Jawa yang menjalankan kekuasaan secara patrilinial karena menurunkan kekuasaannya kepada anaknya - sesuatu yang bertentangan dengan adat Minangkabau yang dibangun oleh - Datuk Ketemanggungan dan Datuk perpatih nan sabatang melalui sitem kelarasan dan Luhak nan tigo.
    Kerajaan pagaruyuang berhasil menguasai alama minangkabau dengan falsafah pemekaran kekuasaannya yaitu : Rantau Barajo dan Luhak Bapanghulu, sehingga kerajaan ini dulunya memiliki wilayah penaklukan seperti yang disebutkan Rantau barajo - luhak bapanghulu.

    Jadi... h mengapa sistem kelarasan yang dibangun oleg 2 orang Datuk ini dan sistem LUHAK NAN TIGO - yang merupakan landasan asli adat minangkabau - beralih menjadi sistem pemerinatahn Basa AMpek balai..

    Mungkin Anda perlu menelusurinya lebih lanjut

    ReplyDelete
    Replies
    1. Coba baca pendapat terbaru.
      Aditywarman orang melayu asli...
      Pendapat Prof Uli Kozok..
      Saya kurang percaya..
      Sebab terasa ganjil rasanya
      Apalagi pengarang sejarah tersebut orang jawa

      Delete
  2. setelah penaklukan wil nusantara, majapahit tentu akan memerintah scr sentralisasi, untuk daerah minang tentu ditunjuk seorg raja yg bisa mwakili kekuasaan majapahit di minang. dan yg cocok tuk raja di minang dgn alasan yg tepat mk ditunjuklh aditya. setelah mnjd raja di minang, ternyata krn sistem adat yg sdh terskruktur dgn bagus aditya ga bisa berbuat apa dlm pemerintahannya. mk aditya menyerahkan system pemerintahannya seluruhnya menurut system yg ada di minang. krn mempunyai kekuasaan yg terbatas mk aditya tdk bisa memenuhi tuntutan pajak dr majapahit. majapahit krn keotoriterannya menganngap aditya tlah berkhianat/mmberontak trhadap aturan pmerintahan majapahit. majaphit marah mk diutuslh kurir tuk menemui aditya.aditya menyatakan bhw ia tidak bisa memenuhi tuntutan majapahit. majapahit mrh besar, mk drencanakanlh serangan ke minang.krn adtya dlm pemerintahan hanya sebgai lambang saja mk ancaman tersebut dserahkannya kpd pemuncak adat, mk parpatih menyanggupi untuk mngatasi hal ini. dengan kecerdikan parpatih mk ditawarkan mapahit tuk adu kerbau, untuk menghindari perang manusia. majapahit klh dlm adu kerbau ini, majapahit malu besar, tp majapahit menyadari bhw minang krn system adat dan pemerintahan ga akan bisa ditaklukan, tarohpun raja aditya bisa dikalahkan, tp siapapun yg ditunjuk sbg penggantinya ga akan bisa memerintah di minang seperti memerintah di kerajaan lainnya. kekuatan system adat dan pemerintahan di minangkabau ini membuat ketertarikan kerajaan2 lain untuk belajar ke minangkabau/pagaruyung, mknya ga heran pagaruyung sangat terkenal, terkenal bkn krn kekuatan pasukan perangnya, tp terkenal dgn kekuatan adat dn pemerintahannya.seluruh kerajaan di nusantara berusaha menjalin hub dengn pagaruyung, baik pemerintahan,keluarga,dll.inilah awal masa keemasan trsebut. pagaruyung besar bkn krn kekuatan militernya, tp krn kekuatan system adat dn pemerintahannya. rajo pagaruyung hnya sbg lambang, mknya mnjadi raja alam.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Coba baca pendapat terbaru.
      Aditywarman orang melayu asli...
      Pendapat Prof Uli Kozok..
      Saya kurang percaya..
      Sebab terasa ganjil rasanya
      Apalagi pengarang sejarah tersebut orang jawa

      Delete
  3. ngaco bener...!!!

    - Adityawarman adalah anak Dara Jingga dari pasangannya Adwayawarman, seorang Duta Besar Singosari yg menjadi kepala rombongan pengantar Arca hadiah Maharaja Singosari kepada Raja Dharmasraya, Tribhuwana mauli Warmadewa, atas kerjasama Singosari - Dharmasraya dalam ekspedisi Pamalayu.

    - Adityawarman lahir dan besar dalam lingkungan kerajaan Madjapahit. Jabatan terakhir beliau adalah Perwira Tinggi Militer kekaisaran Madjapahit dimasa kejayaan kepemimpinan Maharaja Hayam Wuruk dan Patih Gadjah Mada.

    - Adityawarman mempunyai seorang saudara sepupu bernama Jayanegara, beliau menjadi Maharaja ke II Madjapahit dan terbunuh oleh konspirasi internal kerajaan Madjapahit saat masih belia.

    - Adityawarman pulang ke Dharmasraya karena merasa tidak nyaman dgn kondisi politik internal Kerajaan Madjapahit paska Kematian Jayanegara dan Gadjah Mada.

    - Raja Dharmasraya saat Adityawarman pulang kampung adalah Pamannya, Akarendrawarman Mauli Warmadewa. Saat kepulangan Adityawarman dari Rantau (Madjapahit), si Roco ditawarkan untuk menjadi raja Dharmasraya menggantikan Mamaknya, tetapi Adityawarman menolak. Sehingga Adityawarman TIDAK PERNAH menjadi Raja di Dharmasraya.

    - Akarendrawarman berkuasa hingga akhir hayatnya, bbrp tahun sebelum Akarendrawarman mangkat, Adityawarman meninggalkan Dharmasraya menuju arah utara (Tigo Luhak) untuk mencari Leluhur Bangsa Malayu (Mauli) dimana beliau beranggapan bahwa Dharmasraya adalah berasal dari Puncak Gunung Marapi dan Mahek.

    - Dalam petualangannya, beliau menikahi putri Raja kerajaan Bunga Setangkai (nama Raja? Nama Puti?).

    - Setelah beberapa lama, beliau mendeklarasikan Kekaisaran Malayapura/Malayupura dan ber Ibukota di Suruasso. (Kronologis? Latar Belakang? Proses?).

    - Oleh daerah Luhak, beliau diberi gelar Tuan Suruasso. Beliau bergelar Maharaja dan berstatus sebagai Raja Alam. Raja Adat diemban oleh Kerajaan Bungo Setangkai, Raja Ibadat diemban oleh Pendeta Budha asal bekas kerajaan Srivijaya di Svarnapura (Sumpur Kudus). Demikian asal muasal Rajo Tigo Selo.

    - Maharaja Madjapahit, Maharaja Hayam Wuruk tidak bereaksi atas pendirian kekaisaran Malayapura oleh Maharaja Adityawarman. Beliau membiarkan.

    - Adityawarman mengklaim 15 kerajaan vassal bekas Srivijaya, dan Budha adalah agama resmi kerajaan. Adityawarman juga berkontribusi menyebarkan pengaruh kebudayaan Minangkabau pada saat beliau berkuasa, bahkan ke kampung halamannya, Kerajaan Dharmasraya. Candi Padang Roco didirikan saat beliau menjadi Maharaja Malayapura.

    - Adityawarman mangkat dalam peristiwa pembunuhan setelah berkuasa lebih kurang dua dasawarsa dan digantikan oleh anaknya, Ananggarawarman. (Kronologi? Pembunuh? Latarbelakang?)

    - Malayapura berperang dengan Madjapahit selama dua kali terjadi dimasa pemerintahan anak Adityawarman, Ananggarawarman. Madjapahit tidak pernah berhasil menguasai Malayapura. (Kronologis? Situs perang?)

    - Dalam perkembangannya, Malayapura berganti nama menjadi Pagaruyung di abad ke XIV.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Coba baca pendapat terbaru.
      Aditywarman orang melayu asli...
      Pendapat Prof Uli Kozok..
      Saya kurang percaya..
      Sebab terasa ganjil rasanya
      Apalagi pengarang sejarah tersebut orang jawa

      Delete
  4. hahaha..
    Baca lagi lah literatur-literatur yang ada..
    Asal comot dan tidak pakai timeline..
    Aduh...
    Hahahaha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Coba baca pendapat terbaru.
      Aditywarman orang melayu asli...
      Pendapat Prof Uli Kozok..
      Saya kurang percaya..
      Sebab terasa ganjil rasanya
      Apalagi pengarang sejarah tersebut orang jawa

      Delete
  5. Di Minangkabau yang dikatakan raja itu adalah penghulu (datuk). Datuk ini menjadi pemimpin di kaumnya dan menjadi raja di nagari. Datuk diteruskan berdasarkan sistem metrilineal, menurut garis keturunan ibu. Tapi, ada pengecualian, kaum yang keturunan perempuannya punah, bisa mengangkat penghulu dari kerabat laki-laki. Di minangkabau juga ada raja yang diangkat berdasarkan sistem patrilineal. Misalnya, kerajaan Pagaruyung dan banyak lagi kerajaan2 kecil yang berafiliasi ke Pagaruyung. Dalam sejarahnya, kerajaan2 ini ada pengaruh Hindu dengan ekspedisi Pamalayu. Bisa dilihat di daerah Dharmasraya, banyak candi di sana sebagai tanda adanya pengaruh kerajaan Hindu. Dalam bersamaan dengan itu juga ada sistem kerajaan yang dipengaruhi Islam berbentuk kesultanan. Di beberapa tempat, ada juga kerajaan berdasarkan garis keturunan ibu, seperti Rubiah di Pesisir Selatan. Selama ini, kerajaan berbasis pagaruyung, penghulu, dan kesultanan hidup berdampingan secara harmonis. Misal saja, di Lubuk Tarok Sijunjung Kerajaan Jambu Lipo tetap hidup, tapi datuk-datuk tetap juga jadi penguasa di sana. Semuanya berjalan harmonis karena karakter orang Minang yang memang sangat egalitas. Dalam sejarah, tentu saja sering terjadi konflik di antaranya. Misalnya ketika Perang Paderi, kaum ulama sampai memerangi kaum kerajaan di Pagaruyung. Namun, akhirnya bersatu untuk memerangi penjajah Belanda.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Coba baca pendapat terbaru.
      Aditywarman orang melayu asli...
      Pendapat Prof Uli Kozok..
      Saya kurang percaya..
      Sebab terasa ganjil rasanya
      Apalagi pengarang sejarah tersebut orang jawa

      Delete
  6. Maaf,apa dari keturunan mereka ada yg brnm Malim kerjan?

    ReplyDelete
  7. Coba baca pendapat terbaru.
    Aditywarman orang melayu asli...
    Pendapat Prof Uli Kozok..
    Saya kurang percaya..
    Sebab terasa ganjil rasanya
    Apalagi pengarang sejarah tersebut orang jawa

    ReplyDelete