Para pembaca Yth..............

Tulisan dibawah ini hanyalah kesimpulan saya dari hasil analisa yang masih dangkal mengenai sejarah MinangKabau. But I can assure you, there is no any sentence (s) in this work has quoted from the WebSite

Tuesday, April 20, 2010

Gambaran sekilas MINANGKABAU

MAP TOURISM of West Sumatra

ANAI Valley - one hour from Padang city - at the foot of mount TANDIKEK - Padang Pariaman district - Fog Train (called "Mak Itam")crossing on the above road Padang to Bukitinggi - Garuda magazine, July 2010

Pagaruyung, Istano BASA, a wooden Palace replica - Tanah Datar district - Kompas, 14 November 2001

MinangKabau menempati satu wilayah yang berada dalam propinsi Sumatra Barat, dimana kultur peradaban dari masyarakatnya secara umum sebenarnya tidak banyak berbeda dengan kelompok masyarakat lainnya yang berada dalam wilayah Republik Indonesia.
Beberapa ratus tahun yang lalu memang ada satu kerajaan yang dijunjung serta disegani oleh masyarakatnya, akan tetapi sudah lama punah, betul2 punah, habis, tidak ada satupun keturunan dari keluarga kerajaan Minangkabau yang masih hidup sekarang (walaupun masih banyak yang mengaku-ngaku, seperti Kompas 6 Agustus 2001 memunculkan sebuah nama wanita, GADIH RENO RANTI yang dianggap sebagai penerus pemerintahan Kerajaan PAGARRUYUNG setelah dihancurkan VOC - silahkan percaya / tidak, saya belum bisa percaya, karena sangat mungkin nama tersebut hanya keturunan dari ADITYAWARMAN - mari baca tulisan ini sampai selesai untuk mengetahui siapa ADITYAWARMAN sesungguhnya, menurut saya).
Sejalan dengan perkembangannya, masyarakat Minang menjadi satu bentuk komunitas dimana kata DEMOKRASI dan bebas mengemukakan pendapat sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari yang akarnya telah tertanam sejak kerajaan pertama tumbuh ditanah Minang.

Penulis mencoba untuk menelusuri keberadaan masyarakat MinangKabau dengan cara sederhana tapi masih tetap memakai kaidah-kaidah yang lazim dipergunakan oleh penulis lainnya. Untuk itu penulis mencoba untuk menghubungkan Tambo-tambo yang beredar dimasyarakat asli Minang sampai dengan zaman pendudukan VOC di wilayah Minang. Penulis juga tidak dapat melepaskan diri dari apa yang telah dan pernah ditulis oleh penulis sebelumnya tentang Minangkabau.
Dikarenakan tulisan ini adalah mengenai sejarah perkembangan dari sejak zaman sebelum masehi, maka metode dasar yang dipakai dalam melakukan pengamatan adalah metode Historical Research agar proses dapat dilakukan secara sistematis dalam hal penggambaran, analisa dan interpretasi kondisi waktu lampau berdasarkan informasi dari sumber yang terpilih yang tentunya berkaitan dengan topik pembahasan.

Selamat membaca, mudah-mudahan tulisan yang masih jauh dari kebenaran sejarah ini dapat membuat para pembaca dapat merenungkan kembali apa dan bagaimana sebenarnya masyarakat MinangKabau itu. Penulis juga sangat berterimakasih jika ada masukan informasi untuk lebih mempertajam hypothesa-hypothesa yang telah dipakai oleh kita semua selama ini.

Penulis, Mara


CATATAN KECIL
From the book - Reid, A (1995), Witness to Sumatra, Oxford University Press, British Council library, Jakarta

Captured by MINANGKABHU
Henrique DIAS

Karamnya kapal Portugis bernama Sao Paulo diwilayah sebelah barat pantai Sumatra pada tahun 1561 sudah terdengar santer pada abad 16, hal itu dikarenakan bencana yang dihadapi oleh kapal Portugis pada masa itu sudah pernah dipublikasikan pada buletin maritime Lisbon tahun 1735. Kapal berbendera Portugis tersebut sedang dalam perjalanan dari Tanjung Harapan (Cape of good hope) menuju Goa, ditengah badai besar, kapal bernama Sao Paulo tersebut terseret gelombang badai sampai diwilayah Sumatra, kemungkinan disekitar daerah Tiku, sebagian besar barang bawaan kapal masih dapat diselamatkan, kemudian dengan sisa bangkai kapal dibuatlah kapal-kapal kecil untuk berusaha berlayar menuju daerah Banten, dalam perjalannnya, rombongan kapal naas itu menghadapi beberapa pertempuran dengan kapal-kapal dari bangsa aceh

Mision to MINANGKABHU Kingdom
Thomas DIAS

Pada sekitar abad 17, Raja Pagarruyung dari wilayah MinangKabhu diisukan sangat kharismatik dan berkuasa penuh. Wilayah kerajaan berpusat di Tanah Datar, yang terkenal pada masa itu sebagai tambang emas yang paling mudah dijarah, karena emas tidak perlu digali terlalu dalam untuk ditemukan. Gubernur Jendral Belanda Cornelis van Quelbergh yang mewakili VOC untuk wilayah Dutch Malacca pada tahun 1641 mengutus Thomas Dias (warga Portugis di Malacca, karena memang sebelumnya dikuasai oleh Portugis) untuk menuju sungai Siak dan berusaha melakukan kontak dengan Raja MinangKhabu dalam melakukan kesepakatan perdagangan emas, lada serta Tin, juga sebagai utusan untuk membicarakan konflik yang sudah lama berjalan antara Dutch Malacca dengan Johore, Siak,Jambi dan Palembang. Peneliti terakhir meragukan data tentang perjalanan Thomas Dias, karena Pagarruyung tidak dekat dengan sungai Selo di Tanah Datar, tetapi mungkin lebih jauh ke utara didekat sungai Sinamar antara Buo dan Kumanis.

1 comment:

  1. teruslah menulis sejauh mana penilaian Anda tentang minangkabau dengan Pagaruyuang. Pagaruyuang itu minankabau atau bukan...???

    ReplyDelete