Para pembaca Yth..............

Tulisan dibawah ini hanyalah kesimpulan saya dari hasil analisa yang masih dangkal mengenai sejarah MinangKabau. But I can assure you, there is no any sentence (s) in this work has quoted from the WebSite

Tuesday, April 20, 2010

Pembagian wilayah ADAT

JENJANG 44 (44 stairs) - Heading to PASAR ATAS (traditional market) from BANTO market (down under) - Close to Bukitinggi ZOO - KotaKota magazine, 2004


Woman traditional ceremonial HAT - Since late 19 century - In Darek (darat) region; Luhak Agam, Limo Puluah Koto & Tanah Datar districts

Setelah adanya aturan induk yang 22, maka dimulailah pembentukan suku2 dan penghulu2nya. Sedangkan pembagian Luhak dilakukan dengan cara pemenggalan sebuah batu menjadi tiga bagian sedemikian rupa sehingga pangkalnya masih bersatu, batu ini masih terdapat didusn Tuo. Luhak2 tersebut adalah; Luhak Tanah datar, agam dan Luhak 50 Koto. Ketiga Luhak tersebut dikenal dengan sebutan Luhak nan Tigo. Dari ketiga Luhak itulah oleh Dt Perpatih & Dt Ketumenggungan dibentuk nagari-nagari

Setelah wafatnya INDO JELITA & CETI BILANG PANDAI, Dt Perpatih & Dt Ketumenggungan menyepakati untuk membagi wilayah nagari2 yang terdapat dalam ketiga Luhak menjadi dua bagian yang masing2 dikuasai oleh mereka. pembagian wilayah tersebut tidaklah berjalan mulus, kedua pihak tenggelam dalam percekcokan yang serius. Tetapi berkat kearifan kedua Datuk tersebut, percekcokan bisa didamaikan ditandai dengan menancapkan pedang mereka kepada sebuah batu besar. Batu yang mereka tikam itu oleh masyarakat Minang sekarang dikenal sebagai BATU BATIKAM yang masih dapat ditemui didaerah BATU SANGKAR

Mengingat kearifan dan keselarasan dari kedua Datuk dalam menyelesaikan masalah pembagian wilayah tersebut, Dt Perpatih dikenal sebagai "Budi nan berharga" atau dengan sebutan BODI CHANIAGO, sedangkan Dt Ketumenggungan dikenal sebagai yang baik dalam "Pilihan kota-kota" yang kemudian disebut sebagai KOTO PILIANG.
Wilayah2 yang tidak termasuk dalam pilihan kedua Datuk tersebut diserahkan kepada Dt Bandaro Kayo, putra Sultan dengan CINTO DUNIA yang menjadi salah seorang penghulu pertama dahulu. Wilayah yang dikuasai oleh Dt bandaro ini dikenal dengan nama LAREH nan PANJANG (Laras yang panjang) dan diibaratkan didalam pantun dibawah ini,

Pisang si kalek-kalek hutan
Pisang tumbatu nan berpatah
Bodi Chaniago bukan
Koto Piliang antah


Mulai pada saat itu telah terlihat ketiga wilayah tersebut mempunyai kelengkapan adat yang berlainan. setelah pembagian wilayah selesai, bubarlah kerajaan DUSUN TUO, Dt Perpatih & Ketumenggungan berangkat menuju daerah pilihan mereka yaitu ke Sungai Tanah dan mendirikan kerajaan baru bernama BUNGA SETANGKAI. Pada saatnya kemudian kerajaan diserahkan kepada NUR ALAM, adik salah seorang penghulunya, kemudian wilayah kerajaan dipindahkan ke BUKIT PATAH dan kerajaan baru itu kemudian dikenal dengan nama kerajaan BUKIT BATU PATAH. Istana di Bukit Batu patah ini dianggap merupakan Istano Basa yang pertama, akan tetapi sudah musnah terbakar tahun 1804 dalam sebuah kerusuhan brutal.

No comments:

Post a Comment