Para pembaca Yth..............

Tulisan dibawah ini hanyalah kesimpulan saya dari hasil analisa yang masih dangkal mengenai sejarah MinangKabau. But I can assure you, there is no any sentence (s) in this work has quoted from the WebSite

Tuesday, April 20, 2010

Pertandingan adu KABAU (kerbau)

STAMP - Traditional MinangKabau, 1971 Issue

A quiet & clean LANE at a DWELLING in Bukitinggi - KotaKota magazine 2004

FORT DE KOCK fortress, view to SIANOK cliff- The upper Bukitinggi - Photographed, Desember 1988

Pada masa Dt Perpatih nan Sebatang & Dt Ketumenggungan sudah berangkat tua, datanglah seorang nakhoda kapal yang membawa kerbau besar bertanduk panjang. Oleh Raja NUR ALAM disuruhnyalah nakhoda tersebut menghadap Dt Perpatih & Dt Ketumenggungan di Sungai Tanah. Setiba disana, sang nakhoda menantang kedua Datuk untuk mengadu kerbau. Dem melihat kerbau si nakhoda sedemikian besar dan panjang tanduknya, kedua Datuk mendapat akal dengan memasang tanduk besi dikepala anak kerbau yang belum menyusu selama seminggu. Pada saat kedua kerbau diadu, anak kerbau itu langsung menyeruduk keperut kerbau si nakhoda sehingga perut kerbau besar itu terbuka lebar, kerbau kemudian berlari kian kemari, sampai pada satu tempat isi perutnya terburai keluar. Tempat isi perut kerbau itu terburai keluar dinamakan Simpurut, sedangkan tempat dimana kerbau itu mati dan dikuliti dinamakan Sijangek (sikulit). Semenjak peristiwa tersebut kerajaan BUKIT BATU PATAH terkenal keluar dengan sebutan MinangKabau yang berarti menang mengadu kerbau.

No comments:

Post a Comment