The heritage RUMAH GADANG - Basandi Batu (stone based)- Tilatang village, AGAM district- Built circa 1905 by Dja'a Dt Batuah - KOTO PILIANG style - Every big family in MinangKabau ethnic should have a big house, how ever, this house is inherited only to women descendant in family, boys are to be left the house (Matrilinear patronage)
Pada sekitar tahun 300 SM, tiga panglima perang IZ yaitu Bartholomeus, Silencos dan Antigonus terusir dari Punjab (dikenal sebagai Lima Mata Air) setelah Chandra Gupta kembali memperoleh kekuasaannya diwilayah dataran rendah sungai Indus dari dynasti Darius, tidak lama setelah IZ wafat. salah seorang panglima yang terusir itu berlayar dengan para pengikutnya menuju daerah Asia Tenggara dan menetap lama di Hindia Belakang. Pada saat menetap itu diperkirakan telah terjadi asimilasi dengan rumpun Melayu Muda yang mempunyai kebudayaan perunggu. Setelah itu mereka kemudian berlayar kembali dan sampai didaratan pulau Sumatra dengan menyusuri sungai Kampar hingga tiba dihulunya, danau Singkarak. Besar kemungkinan dikarenakan ingin menyelamatkan diri dan daya tarik pegunungan, maka menetaplah mereka dipuncak gunung Merapi. Kemudian sejalan dengan perkembangan mereka, semakin dirasakan kebutuhan perluasan daerah pemukiman mereka, maka terjadilah perpindahan2 untuk perluasan daerah mereka tersebut.
Perpindahan pertama mereka adalah kearah Pariangan yang terletak dilereng gunung Merapi, yaitu disekitar tepi jalan Padang Panjang - Batu Sangkar sekarang. Perpindahan selanjutnya keberbagai tempat disekitar gunung Merapi. Sejalan dengan perpindahan dan penyebaran mereka, diperkirakan mereka kemudian membutuhkan semacam tali pengikat yang dapat membuat mereka tetap berhubungan dan mempunyai aturan berkehidupan yang sama, kebutuhan ini akhirnya terpenuhi dengan jalan mereka mendirikan semacam kerajaan di KOTO BATU, dapat dianggap sebagai kerajaan pertama yang ada di tanah Minang, lokasinya kira2 terletak di Pariangan dengan pemimpin atau raja pertama nya adalah si panglima itu sendiri dengan gelar Sultan SHRI MAHARAJ DIRAJ (sangat mungkin memakai turunan dari bahasa Punjab?). Kalaupun disebut kerajaan, kerajaan itu belum teratur rapi, karena yang menyatukannya hanyalah wibawa sang Raja.
Pada sekitar tahun 300 SM, tiga panglima perang IZ yaitu Bartholomeus, Silencos dan Antigonus terusir dari Punjab (dikenal sebagai Lima Mata Air) setelah Chandra Gupta kembali memperoleh kekuasaannya diwilayah dataran rendah sungai Indus dari dynasti Darius, tidak lama setelah IZ wafat. salah seorang panglima yang terusir itu berlayar dengan para pengikutnya menuju daerah Asia Tenggara dan menetap lama di Hindia Belakang. Pada saat menetap itu diperkirakan telah terjadi asimilasi dengan rumpun Melayu Muda yang mempunyai kebudayaan perunggu. Setelah itu mereka kemudian berlayar kembali dan sampai didaratan pulau Sumatra dengan menyusuri sungai Kampar hingga tiba dihulunya, danau Singkarak. Besar kemungkinan dikarenakan ingin menyelamatkan diri dan daya tarik pegunungan, maka menetaplah mereka dipuncak gunung Merapi. Kemudian sejalan dengan perkembangan mereka, semakin dirasakan kebutuhan perluasan daerah pemukiman mereka, maka terjadilah perpindahan2 untuk perluasan daerah mereka tersebut.
Perpindahan pertama mereka adalah kearah Pariangan yang terletak dilereng gunung Merapi, yaitu disekitar tepi jalan Padang Panjang - Batu Sangkar sekarang. Perpindahan selanjutnya keberbagai tempat disekitar gunung Merapi. Sejalan dengan perpindahan dan penyebaran mereka, diperkirakan mereka kemudian membutuhkan semacam tali pengikat yang dapat membuat mereka tetap berhubungan dan mempunyai aturan berkehidupan yang sama, kebutuhan ini akhirnya terpenuhi dengan jalan mereka mendirikan semacam kerajaan di KOTO BATU, dapat dianggap sebagai kerajaan pertama yang ada di tanah Minang, lokasinya kira2 terletak di Pariangan dengan pemimpin atau raja pertama nya adalah si panglima itu sendiri dengan gelar Sultan SHRI MAHARAJ DIRAJ (sangat mungkin memakai turunan dari bahasa Punjab?). Kalaupun disebut kerajaan, kerajaan itu belum teratur rapi, karena yang menyatukannya hanyalah wibawa sang Raja.
Disamping sungai kampar masih ada sungaii rokan yang muaranya selat malaka. hulunya di rao lubuk sikaping .dihulu sungai ini dinamakan batang sumpu.di pingir sungai ini terdapat candi gunu medan
ReplyDelete